Setiap jeritan hati
Adalah pelajaran
bagaimana aku menghargai rindu
Lalu nafas yang
berhembus ini
Adalah sebait ayat
untuk menyentuhmu agar kau mengerti
Alunan sendu gerak
nafasku
Mengayunkan
binar-binar di bola mata
Langkah kaki yang
membeku merantai sekelebit cerita
Antara kau dan aku
Lihat!
Setidaknya kau bisa
melihat sedikit saja
Hati yang terkunci ini
masih mengurung nama mu
Bagaimana caraku untuk
melepaskannya
Jika kunci itu selalu
dalam genggaman mu
Kau membiarkan
kurungan itu hanya untukmu
Lalu harus apa dan
untuk apa aku berdiri dan bertahan untukmu
Sementara kau
menjadikan keindahan kita adalah kertas usang sebagai pilu
Dan aku selalu menata
kembali satu demi satu kertas itu
Namun kau selalu
teteskan debu dan aku harus menahan setiap goresan
Tinta yang kita tulis
dahulu, kini semakin memudar
Hujanpun tak mau diam,
ia semakin memudarkan
Kertas usang itu ku
dekap erat
Dan aku tak mau
siapapun yang ingin mengoyak tulisan bertinta antara kita