Selasa, 25 September 2012

Sesadar Logika


Aku akan baik-baik saja
Cuma ingin saja rasanya meminta kau ajarkan aku untuk membenci
Sekarang aku tersakiti oleh perasaan sendiri
Menyesalpun bukan lagi menjadi hal yang berarti
Karena aku terlanjur menyayangi
Sebaik-baiknya aku menyimpan rindu
Dan seburuk-buruknya juga aku harus menelan mentah dalam-dalam
Ketahuilah!
Sadarlah kau sikapmu menahan air mataku
Buka matamu!!
Lihatlah aku
Lihat !!!!
Tak ada orang yang masih sanggup memaafkan
Bahkan mencintai lebih akibat ulahmu yang menancapkan pisau tajam tepat di jantungku

Suatu saat nanti semua ini akan berputar terbalik
Aku akan melangkahkan kaki sejauh-jauhnya
Tunggu saja waktu!
Semua akan terpotret gambaran aku di cerita itu
Lalu silahkan saja kau berteriak pada dentang waktu
Ia tak akan mendengar
Ia tak akan kembali
Berlarilah!
Silahkan semampumu sekuat apa kau langkahkan lajumu
Pada dua garis yang tak menyatu

Kau tak akan temukan ku yang dulu
Ingat ! tak akan lagi tak akan sayang
Sampai senja berubah arah pun
Aku tak mau lagi menjadi aku yang lemah dulu
Jangan genggam tanganku lagi
Jangan menangis
Jangan sesalkan

Biarkan aku yang mendekam di jeruji pengkhianatan itu
Kau yang membuat dan kau yang mengurung aku
Kau kan yang menggores nadiku?

Cukup sudah!
Aku akan hentikan scenario palsu ini
Mungkin memang salahku
Yang terlalu bodoh yang masih mempercayai kemunafikanmu
Mulut harimaumu itu menjebak seluruh jangkauan otakku
Oh… sungguh kau seperti ilusionis
Bisa membius dan aku menyerahkan semua hati
Ah! Betapa gilanya aku
Sekelebit sesal menjadi bencana
Tikaman halus meluluh lantakkan seluruh logika
Kau itu bukan pakar matematika ahli kimia atau fisika
Jadi jangan terlalu ahli untuk mengukur dalam rasa sayangku
Yang perlu kau tau
Bagaimana karakter alcohol seperti itulah aku

Hah! Sudahlah
Aku letih membahas hal bodoh ini
Pahami dan terka ulang semua isyarat ku