Selasa, 25 September 2012

Two Heart



Ya sudahlah!
Mengerti saja, cukup!
Tapi kenapa dingin begitu, jangan acuhkan
Ah! Tak seharusnya aku bersikap konyol
Jalani saja apa yang ada, walau sebenarnya ada rasa cemburu
Tak masalah
Yang jadi masalah adalah jika aku tak ada rasa cemburu itu lagi, bukan begitu?
Mengerti posisi saja
Obsesi. Masalah itu yang seharusnya kukendurkan bukan ku perketat ngotot ingin kamu seutuhnya
Tidak mungkin!
Nihil yang yang akan ku telan mentah-mentah
Karena ia pernah bilang “Kita Berbeda”
Oh… bukankah perbedaan adalah indah?
Mungkin tidak bagimu
Bukan hanya perbedaan namun beberapa jarak yang begitu sangat
Nanti…
Iya nanti, aku pasti mampu, bisa, dan sanggup menepiskannya
Saat ini aku memang sangat menyukai semua yang ada pada dirimu
Tapi itu saat ini
Mana aku tau apa kejadian esok atau lusa atau masa depan nanti


Makin kupererat atau kulepas saja?
Bila ku pererat mungkin aku gila
Terlalu yang sungguh
Bisa rusak memory ku
Tapi di sisi lain, jika ku lepas
Aku masih ingin genggam tanganmu
Aku serba salah

Kau itu apa sih? Malaikat penggoda?
Tuhan… selamatkan aku dari ini, dari racun hati yang melanda. Kalau aku mati bagaimana?
Habislah aku!

Dua hati, iya dua hati yang kau punya
Tak apa, takkan ku tunjukan rasa iri itu
Biarkan dan biarkan saja
Mungkin seiring waktu rasa itu akan sirna
Karena rasamu bukan seutuhnya punya ku
Aku tak boleh egois
Aku hanya boleh diam
Itu saja
Cukup itu
Ada kalanya dan pasti ada jawaban
Siapa untuk siapa
Karena hati hanya ada satu, seharusnya hanya memuat satu orang saja
Benarkan?